Indahnya HidayahMu


"Eh El, aku masih penasaran dengan yang kemaren!" kata Rina menegaskan
Ahhh, mungkin kamu salah liat" yang kamu lihat itu orang yang sama kayak dia kali" kata Ela meyakinkan
Ya ampun Ela mataku ini masih normal belum rabun, kamu tahu kan kalo kemaren aja kita ke optik justru malah kamu yang minus
Iya…iya… Ela tahu tapi masak sih, kemaren itu Rizal?" dia tuh kuliah di cairo, nggak mungkin lah dia di sini? Tegas Ela
Yeee. Siapa tahu kuliahnya sudah selesai dan dia pulang kesini lagi.
"ah ngaco kamu! sergah Ela sambil menjitak kepala Rina
Eh El, Rizal tuh udah berubah ya, tiba-tiba dia nyeloteh lagi. Tapi topiknya kali ini cukup membuatnya penasaran tapi Ela gak mau Rina tau itu
Tapi apakah Rizal dalam waktu lima tahun dapat berubah secepat itu" gumam Ela dalam hati"Tapi kan lima tahun itu kan bukan waktu yang sangat singkat" hati Ela membantah"
hey.. kok bengong di ajak ngomong kok malah bengong jangan jangan malah mikirin dia" celoteh Rina
"enak aja""Udah ah, kita lanjutin cari bukunya yuk ntar terlarut dosa lagi soale ntar kalo terlanjur ghibah"
"Ok deh" seru Rina sambil lari-lari emang usianya udah 22 tapi sikap nya masih kekanak-kanakan ketika itu.
Sebenarnya mereka sudah mendapatkan buku yang mereka cari, tapi karena Rina yang suka sekali dengan hobi shoping, so beberapa toko bukupun akhirnya mereka kunjungi

---------

"ugh lelah sekali hari ini akhirnya direbahkannya tubuh yang langsing itu di atas kasur,Hampir satu jam Ela berbaring di atas kasur tapi belum juga bisa tidur. dicoba memejamkan mata Karena badannya terasa sangat capek tapi tetap saja tak mau tidur. Entah kenapa Ela tidak bisa melupakan percakapan dengan Rina tadi siang dan tiba-tiba Ela teringat kembali kejadian beberapa tahun lalu saat Ela masih duduk di kelas tiga SMU. Kejadian yang memaksa Ela mengingat kembali hari-harinya dulu bersama Rizal.
Saat itu Ela masih SMU, Ela kelas tiga dan Rizal baru lulus sekolah. Hubungan mereka waktu itu cukup akrab dan bisa dibilang mereka pacaran. Semua itu bermula ketika Rizal kenal lewat sms dan dia mendapat nomor dari temen Ela
Keesokan harinya saat Rizal yang sudah diterima di test beasiswa alAzhar cairo sedang mengurus berkas-berkas buat keberangkatannya, tiba-tiba saja Ela lagi ada masalah dan tak ada teman yang di ajak lagi untuk memecahkan masalahnya. Dari sinilah mereka saling menjalin keakraban. Karena keakraban itulah mereka jadi sering jalan bareng apalagi setelah mereka jadian untuk jadi seorang kekasih layaknya romeo dan juliet. Semuanya berjalan begitu saja sampai empat bulan kemudian ceritanya jadi agak berubah Karena Ela yang terlanjur sayang sama toh, Rizal akhirnya pergi meninggalkan Ela untuk belajar demi merajut mimpinya.

Memang aneh sosok Rizal terkadang dia menjadi seorang pendiem, tapi terkadang ia menjadi sosok yang berwibawa seperti Rendra, Gusmus yang pandai memainkan kata-kata sampai-sampai orang lain termakan oleh kata-kata itu, barang kali inilah kelebihan dia, sebenarnya ia mencintai sosok diri seorang Ela hanyalah ingin ingin mengajarkan arti agama bagi kehidupan seseorang karena dia tahu bahwa sosok Ela adalah seorang yang kurang tahu agama. Sungguh mulia memang maksud Rizal, dia berprinsip apapun bisa kita lakuin asal ada kemauan dan kesabaran. Namun sayang dia akhirnya terjatuh dalam cinta semu yang mengedepankan syahwat belaka.

Di suatu malam yang sunyi Rizal bermunajat padaNya, tanpa dia sadari ia mengingat dosa yang dia lakukan terlalu banyak, dan dia ingin bertaubat untuk tidak mengulangi lagi."Ya Robb, ampunilah hamba-Mu ini, hamba yang terlanjur larut dalam cinta semu. sesal Rizal suatu ketika, dan dia bertekad untuk tidak mengulangi apa yang dia lakukan bersama Ela."tapi gimana cara meyakinkan Ela bahwa aku udah gak ingin pacaran?" gumam Rizal sambil berfikir melayangkan fikiran menuju alam imajinasi, akhirnya dia berinisiatif untuk menulis surat.
Satu malam sebelum keberangkatan Rizal.
"El, sekedar ingin tahu besok aku mau berangkat!" bilang Rizal dalam SMS
"aduh zal, secepat inikah kita jalan bersama? Apa nggak ada waktu buat kita untuk terakhir kalinya" jawab Ela
Rizal semakin binggung janji pada dirinya sendiri untuk tidak pacaran bertolak belakang dengan apa yang akan dia hadapi. Dia tak bisa menolak untuk bertemu dengan Ela, karena ini adalah pertemuan yang terakhir, dan ini adalah terakhir kali permintaan Ela. Namun ketika seorang hamba sudah bertekad untuk berjalan lurus di jalanNya, Tuhan pun tak membiarkan semua itu terjadi. Akhirnya fakta berkata lain Terdengar kabar Ela masuk rumah sakit, dan saat seperti itu tiada pilihan lain selain menjenguk Ela ke rumah sakit.
"El, gimana keadaannya" ucap Rizal memulai percakapan.
Ela tidak menjawab karena tubuhnya yang lemas memaksa dia untuk tidak mengeluarkan kata-kata..
"Zal, trima kasih ya udah menemani perjalananku selama ini" ucap Ela dengan ucapan terbata-bata, selang tabung yang melilit di hidungnya sebagai alat Bantu bernafas menambah kesedihan mereka berdua.
"Nih ada sesuatu buat kamu" di keluarkannya sebuah kertas yang berbungkus rapi oleh sampul kuning dan tertera sebuah tulisan " Buat temen aku LAILA AFIFAH"

Kepada
Laila Afifah
sebuah malam yang di penuhi dengan kasih sayang Alloh
Di pembaringan Nista

Assalamu alaikum waaroh matullohi wabarokatuhSaat menulis surat ini hatiku gerimis tiada henti kuberdoa semoga Alloh menyejukkan hatimu, menerangkan fikiranmu, membersihkan jiwamu dan mengangkat dirimu dari segala penderitaan dan kepiluan.
Laila,
Terima kasih atas segalanya aku sudah terlanjur kenal sama dirimu dan seperti yang kita ketahui bersama sudah seperti Romeo dan Juliet, dan tanpa kita sadari, kita selalu melakukan hal yang tidak di perkenankanoleh syareat kita. Di suatu malam ketika aku sendirian aku berfikir benarkah apa yang aku lakukan ini adalah suatu hal yang benar, aku takut ketika itu, dan dalam surat ini aku mencoba untuk menjelaskan kepada kamu, semoga saja kamu mau menerima ini dengan tanpa menjadi benih kebencian pada diriku.
Laila,
Dalam hidup ini, cinta bukan segalanya. Masih ada yang lebih penting dari cinta. Sebenarnya jikalau kita bercinta maka seharusnya itu menjadi salah satu pintu menjalankan ibadah. Jangan terlalu kau turutkan perasaanmu. Gunakanlah akal sehatmu, karena akal sehat adalah termasuk sebagian dari wahyu. Kau masih memiliki masa depan yang luar biasa cerahnya, kau di tunggu oleh seorang di sekeliling yang menyayangimu, termasuk bapak yang ada di alam sana,jadilah kau seorang Laila seperti setelah mengenalku sebuah malam yang di penuhi dengan kasih sayang Alloh, seperti nama Laila Afifah.Laila,Cinta sejati dua insan berbeda jenis adalah cinta yang terjalin setelah akad nikah. Yaitu cinta kita pada pasangan hidup kita yang sah, cinta sebelum menikah adalah cinta semu yang tidak perlu di sakralkan dan di agung-agungkan. Laila,
dunia ini tak selebar daun beringin, masih banyak orang-orang sholeh yang belum menikah, rubahlah diri kamu untuk menjadi seorang wanita yang sholihah, karena Alloh berjanji bahwa Wanita sholehah adalah bagian bagi laki-laki yang sholeh.
Terkadang, tanpa sengaja kita sering menyengsarakan orang lain, dan mungkin itulah yang aku lakukan padamu, maafkan jika aku meninggalkan kamu. Semoga Alloh masih memberikan rahmat dan hidayahNya kepada kamu dan juga kita untuk bisa arif dan bijaksana dalam mengarungi hidup ini. AmiinWasalam,

Rizal Elkholili

---------
"Tok. Tok Tok" suara ketukan pintu membuat Ela kembali ke alam nyata.
"udah tidur belum? Tanya ibunya
"belom buk!!" Jawab Ela
"Ibuk Cuma dapat pesan dari temen sekampus kamu untuk mengingatkan besok ada kajian di kampus"
"Makasih buk!"
''Ya Allah ampuni aku yang telah terlena dengan indahnya dunia dan membiarkan hati ini kotor kembali, ampuni aku ya Robb…'' desah Ela dalam hati
Tak ada yang mustahil di dunia ini ketika Alloh memberi hidayah kepada hamba Nya yang di kehendaki pasti semuanya terjadi. Ela yang dulunya seorang yang tidak tahu hakikat agama bahkan boleh di bilang nol dalam hal agama. Sekarang dia berubah menjadi seorang muslimah yang ta’at terlebih sekarang ia aktif di dalam kajian-kajian keagamaan di kampusnya.

--------
Ditempat yang lain seorang pemuda duduk termangu di beranda rumahnya, ia biarkan angin menyentuh lembut kulitnya, seraya memandangi awan yang tanpa berhias bulan dan bintang
"oh andai aku di suruh gambarin betapa sepinya hati ini pasti seperti malam ini, yang sepi tanpa bulan dan bintang"
"aku rindu seorang kekasih, aku ingin pendamping desah Rizal suatu malam.
Ingatannya kembali kepada sesosok gadis berjilbab yang dilihat sekilas, manis, terlihat santun dan dewasa. Gadis yang menarik pesona itulah yang akhir-akhir ini membuat rizal bertanya-tanya siapa sebenarnya gadis itu.
Keesokan harinya rizal mencari tahu kegelisahannya dia akhirnya bertanya pada temannya.
"eh kamu tahu nggak gadis yang sering pulang sore itu, katanya sih aktifis di kampus. Tanya rizal dengan nada agak sedikit penasaran
"memang ada apa zal kok tumben nanya soal akhwat? Ada apa hayoo?" Tanya Toha temen sekerja dia.
"Nggak Cuma nanya doank kok
"Loh itu kan Laela yang dulu kamu pernah pacaran ama dia" Jawab Toha, sahabat yang pernah tahu tentang seluk beluk rizal ketika rizal belum kuliah di Cairo.
"astagfirullohal ‘adzim, sehebat itu kah Ela sekarang? Bagai tersiram air hujan Rizal kaget setengah mati kalau wanita yang akhir-akhir ini membuat rizal penasaran ternyata seorang yang pernah masuk dalam kamus hidupnya, tapi kapan Ela berubah, kapan ia mulai kenal agama. Kapan ia dan kenapa ia, dan seribu pertanyaan yang tidak bisa di jawab rizal, cinta lamapun tumbuh kembali, rizal pun mulai ada sedikit rasa ketertarikan pada wanita tersebut dia pun juga mengungkapkan kegelisahan yang dia alami pada ibunya
"bu, ibu kenal nggak dengan yang namanya Laila?"Tanya rizal pada ibunya.
"Laila tetangga kita itu?" jawab ibu
"Iya, bu""Kenapa, kok nanya gitu tumben nanya akhwat."
"Nggak kok bu, dia itu menurut ibu gimana?" Gaya Rizal sambil senyum-senyum
"gimana ya, kalau menurut ibu sih orangnya udah dewasa, manis, terlebih orangnya sholihah lagi, yaa… kalau seandainya jadi menantu ibu, ibu pasti seneng banget, lagian kapan sih kamu nikah Zal, usia udah gedhe, kerja udah dapet, apa lagi zal yang kurang, ibu kan juga pengen cepet-cepet punya cucu.
"Iya bu, rizal tau kok, ntar deh rizal istikhoroh dulu, nikah kan juga butuh pemantapan hati juga kan bu?

------
"El, ibu, boleh masuk? Tanya ibunya
"iya bu, sahut Ela malas
"El, ibu sama paman malam ini ibu pengen ngomong.
"Ngomong apa?" sahut Ela sambil merapikan bajunya
"Bangun dulu donk sayang, paman sudah nunggu di kamar tamu."
"Ya bu," Jawab Ela"Nah gitu kan anak ibu"
"ada apa paman?" Tanya Ela sambil tersenyum
"tadi ibu kamu kedatangan tamu," ucap paman sambil memulai nada percakapan.
Ela diam sebentar sambil menunggu apa yang akan di ucapkan paman
Beliau datang ke rumah kamu dan bermaksud melamar kamu untuk putra yang bungsunya" kata paman lagi
"gimana menurutmu?" Tanya pamanEla kaget mendengar kabar itu, kenapa kok secepat ini ada orang yang melamar aku?Paman dan ibu kamu tidak memaksa tapi setidaknya umur kamu sudah mencukupi untuk menikah,
Ya, terserah ibu dan paman aja deh, tapi di lihat dulu orangnya, tentunya paman dan ibu juga tahu suami seperti apa yang cocok buat Ela kan? Tanpa berfikit terlalu lamaBaiklah nanti sore kamu jangan kemana-mana, keluarganya mau kesini." Kata paman mengakhiri pembicaraan.
Rasa kantuk berubah manjadi penasaran Apakah benar aku sudah siap menjadi seorang istri? Apakah aku bisa menjadi istri yang sholihah seperti istri-istri nabi? Dan seperti apakah calon suamiku? Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar-putar di benak Ela sampai akhirnya Ela tertidur dengan kegelisahan yang masih tersisa.
Tiiiiit, suara klakson membangunkan tidurku, akupun berusaha melihat dari jendela, yang seusia paman itu pasti calon mertuaku gumam Ela, yang berbaju koko, sepertinya aku kenal dia, Ha… itukan Rizal!! benarkah Rizal calon suamiku, akhirnya kututup jendela dan kudengarkan obrolan mereka yang terkadang di selingi canda tawa
Ela..!! ibu memenggilkuTerdengar suara langkah kaki ibu menuju kamarku
"El, sepertinya ibu tak dapat menolak lamaran mereka, karena sepertinya kamu juga setuju dengan mereka.
Aku hanya bisa menurut ketika ibu mengajakku menemui calon mertua, dalam hati aku berdoa agar ini adalah pilihan yang terbaik buatku. Dan semoga ini bukan pilihan yang salah.
Ku salami calon mertua dengan penuh ta’dzim kemudian aku duduk disamping ibu dan paman.

"El, ini ada sedikit oleh-oleh buat kamu, semoga saja Ela suka"Kuterima dengan penuh deg-degan ketika itu, karena belum bisa mengatasi hatiku yang gemetar, ternyata yang melamar diriku adalah Rizal, akhirnya cepat-cepat ku buka setelah mereka pulang, dan ternyata didalamnya ada sehelai surat

AssalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuhSebelumnya maaf kalau kehadiranku mengganggumu tapi aku sangat berterima kasih karena kamu mau menerima lamaranku dan kerena kamu mau berubah juga untukku. Aku tak tahu kamu berubah karena siapa, yang jelas aku bersyukur pada Ilahi telah memilih memberikan kamu pintu hidayahSemula aku berfikir kalau kita tak akan bertemu lagi, tapi kewibawaanmu, kesholihanmu membuat aku semakin percaya dan mantap padamu,Terima kasih Ya Alloh, telah Engkau pilihkan jodoh yang tepat sekali buatku.

Dua bulan kemudianAlhamdulillah Rizal sudah menjadi suami Ela, teringat ketika Rizal mambacakan surat Annisa’ dengan suara merdunya, sebagai mahar untuk mempersunting sang bidaadarinya. Subhanalloh betapa suci pernikahan mereka, BAROKALLOHU WAIYYAHA. AMIIIIN

Indahnya HidayahMu Hack4rt Blog
Published: 2007-07-22T04:16:00-07:00
Title:Indahnya HidayahMu
Rating: 5 On 221210 reviews

Anda suka dengan artikel ini? bagikan :

0 comments:

Post a Comment

Sedikit Kata Tentang Saya

Bahak, Blogger dan pecinta Islamic Economies. Asli Warga Rembang, Jawa tengah, tinggal di Cairo, Egypt (walaupun sampai saat post ini dibuat, yang bersangkutan belum mempunyai KTP Mesir). pendiem, ceplas-ceplos, tidak terlalu bertanggung jawab, dan sangat menyukai gadis berjilbab besar (kalo tak ada yang gadis, janda juga ndak papa)

 
/* Hargailah Si Pembuat Template Dengan Tidak Menghilangkan Credit Di Bawah Ini Bikin Template Susah Bro..!!! */