Imam Malik Dan Al Muwatho’

Tentu kita bukanlah orang yang asing untuk mendengar nama salah satu tokoh ini, beliau adalah sederetan nama ulama besar yang mana ajaran dan ilmu yang beliau wariskan masih di pakai sampai zaman sekarang, utamanya di negeri Arab, karena beliau asli darah Arab tepatnya terlahir di kota Hijaz, dengan nama yang di berikan oleh ibu kandungnya Abu Abdullah bin Malik bin Anas bin Malik bin Abi amir Al Ashbahi. Ada sebuah kisah menarik tentang imam Malik ini, sejak kecil ia suka sekali dengan musik, ini mungkin di karenakan beliau memang di karuniai suara yang indah, dan merdu. tapi suatu ketika ibunya mempunyai persangkaan bahwa itu orang madinah tentu tidak suka dengan musik dan konsekwensinya pasti anaknya akan di benci oleh warga madinah, akhirnya ibunya menasehatin untuk belajar fiqih, berangkat dari sinilah beliau mulai berguru pada imam-imam yang masyhur fiqih di waktu itu, beliau tidak hanya belajar ilmu fiqh saja, tapi beliau belajar ilmu hadist, dan lainnya, di antara guru-guru beliau adalah syekh Nafi’ bin Abu Na’im, Syekh Zuhri dan Nafi’ maula Abdullah bin Umar.

Setelah berkelana menatapi lembah-lembah ilmu selama beberapa tahun beliau membuahkan karya besar yang selama ini masih tetap eksis dalam deretan rak-rak buku di maktabah-maktabah di dunia, tidak lain dan tidak bukan adalah sebuah kitab yang mempunyai nama Al Muwatho’, Al muwatho’ inilah yang menjadikan harum nama beliau, bukan hanya Al Muwatho’ tapi yang paling penting karena ketaqwaan beliau kepada Alloh dan karena ilmu yang beliau miliki. Ada sejarah menarik dalam kaitannya penulisan kitab ini, kitab ini bukannya kitab yang ditulis tanpa suatu motif apapun tapi kitab ini adalah hasil pertemuan antara Raja Daulat Bani Abbasia, yang saat itu di pimpin oleh Abu Ja’far Al Manshur yang pada waktu itu mereka berdua berjanji untuk bertemu di Mina pada musim haji, dan terjadilah percakapan antara beliau dengan Raja Abu Ja’far Al Manshur

“Wahai Abu Abdullah, kumpulkanlah ilmu dan bukukanlah” kata Imam Mansyur
“Bukukanlah ilmu-ilmu itu dalam satu buku, jauhkanlah yang sulit-sulit sebagaimana pendapat Abdullah bin Umar, dan jauhkanlah mempermudah sebagaimana pendapat Abdullah bin Abbas, buatlah sesuatu yang tengah-tengah, dan kumpulkanlah sesuatu yang telah dikumpulkan oleh para imam dan para sahabat.supaya umat dapat mengambil faedah dari apa yang kamu tulis dan yang kamu bukukan insya Allah! dan akan kami sebarkan keseluruh pelosok negeri, dan kami akan menetapkan supaya umat tidak memutuskan selain apa yang kau tulis”, tambah Raja Mansyur
“Baiklah wahai amir” kata Imam Malik menyetujui,

Dalam suatu riwayat terjadi percakapan begini
“Jadikanlah kitab satu, maksudnya kitab yang menyatukan semu umat muslimin” kata Raja Mansyur
“Tapi sahabat-sahabat Rasul berpisah-pisah, mereka berpisah kenegara-negara, dan mereka memberi fatwa pada setiap negara sesuai dengan pandapat masing-masing, di Makkah, ada suatu fatwa tersendiri, begitu juga di madinah, Irak, lalu imam Mansyur berkata” kalau Warga Irak saya dapat terima kebebasannya, tapi saya tidak yakin keadilan di negeri mereka, pokoknya ilmu harus di pusatkan di madinah, maka letakkanlah ilmu pada manusia”

Beginilah sangat percayanya Abi Ja’far Almanshur dengan ilmu ahli madinah secara umum dan imam Malik secara khusus, imam Malik juga mengungkapkan ketidak setujuannya dengan penduduk Irak, seperti apa yang pernah di ucapkanya ”sesungguhnya penduduk Irak tidak Ridla ilmu kami, dan mereka juga tidak menganggap ilmu mereka adalah ilmu kami”

Ditunaikanlah tugas yang di berikan oleh Raja Abu ja’far Almanshur, dengan penuh ulet dan sabar. proses ini menelan waktu sebanyak 11 tahun, dari tahun 147 sampai 159 H, setelah proses yang lama itu kemudian imam Malik memberi nama kitab itu dengan sebuah sebutan seperti yang kita kenal saat ini, Al-Muwatho’ nama ini mengandung sebuah makna yang dimana nama itu di ambil dari tujuan semula, yaitu untuk memudahkan para muslimin dalam memahami agama mereka, yang mana mempunyai makna yang sama dengan al mumahhad, almuyassar, al mu’abbad yang artinya mudah

Akhirnya jadilah seperti apa yang kita lihat sekarang ini, yang bentuknya dapat kita lihat di maktabah-maktabah depan universitas Al Azhar, bagaimanapun itu adalah hasil jerih payah seorang pejuang islam yang sangat gigih dalam menghidupkan syari’at islam di kala itu, kita yang juga adalah seorang generasi islam mendatang patut kita bertanya pada diri kita, apa yang dapat kita beri untuk islam begitu juga penulis Wallahu a’lam
Imam Malik Dan Al Muwatho’ Hack4rt Blog
Published: 2007-09-02T03:55:00-07:00
Title:Imam Malik Dan Al Muwatho’
Rating: 5 On 221210 reviews

Anda suka dengan artikel ini? bagikan :

0 comments:

Post a Comment

Sedikit Kata Tentang Saya

Bahak, Blogger dan pecinta Islamic Economies. Asli Warga Rembang, Jawa tengah, tinggal di Cairo, Egypt (walaupun sampai saat post ini dibuat, yang bersangkutan belum mempunyai KTP Mesir). pendiem, ceplas-ceplos, tidak terlalu bertanggung jawab, dan sangat menyukai gadis berjilbab besar (kalo tak ada yang gadis, janda juga ndak papa)

 
/* Hargailah Si Pembuat Template Dengan Tidak Menghilangkan Credit Di Bawah Ini Bikin Template Susah Bro..!!! */