Napak Tilas Sang Pejuang Sunnah

Siapa sih yang nggakkenal Imam Syafi’i, bagi yang bergelut di dunia agama tentu nama ini termasuk nama yang tidak asing lagi di benak mereka, ialah salah satu tokoh empat madzhab yang banyak di anut di muka bumi ini.Siang itu saya sengaja berkunjung ke makam beliau, di daerah Sayyedah Aisyah kira-kira satu kilo naik bus dari terminal Sayyedah Aisyah, dan jalan sedikit melewati jalan setapak.

Tak ada yang istimewa saat saya melihat gerbang yang hanya bertempelkan reklame bertuliskan jadwal pengajian rutin di Masjid itu. Bangunan yang sudah lapuk dimakan usia itu sangat tua, seakan menggambarkan betapa lamanya seorang sosok yang di makamkan di dalamnya. Dialah sang Imam Muhammad bin Idris bin al-Abbas bin Utsman bin Syafi’i yang terkenal dengan sebutan Imam Syafi’i

“Wallahu huwa yudabbirul amr“ suara itu terdengar dari salah seorang di makam itu. Saat saya sedang berdoa di samping makamnya. Makam itu tak ada bedanya dengan di Indonesia, di kelilingi dengan kayu yang mengitari dari padanya, lampu temaram hijau yang khas dengan suasana hening saat memanjatkan doa pada-Nya. Cuma di dalamnya banyak sekali uang yang tercecer, saya tak tahu yang di maksudkan dari penduduk sekitar dengan memasukkan uang didalamnya, apakah mereka menginginkan barakah dari Imam syafi’i, atau mungkin itu suatu adat, karena aku jumpai hal seperti itu tidak hanya sekali dua kali, tapi berkali-kali bahkan bukan hanya di makam para Imam saja, di Spink pun hal demikian. atau bahkan mereka malah mentaqdiskan sang Imam, aku pun tak tahu, tapi toh kalau Sang imam tahu kalau ia di taqdiskan seperti itu ia pasti akan marah dan sangat tidak meridhai perlakuan mereka itu.

Usai melakukan tahlilan kalau dalam bahasa saya di Indonesia dulu, meski di sini tak dapat saya jumpai, tapi tak bisa saya tinggalkan identitas orang NU saya yang masih sangat kental, terlihat tulisan berfram yang rapi di luar pintu masuk makam, bertuliskan jelas sepak terjang beliau di dalam dunia ilmu agama dimasa hidupnya.

Beliau adalah nashirussunnah (pejuang As-Sunnah), salah satu penghargaan yang di berikan oleh para ahli hadist, karena saat beliau hidup, timbul bermacam-macam aliran keagamaan yang mayoritas selalu menyerang As-Sunnah. Mereka dapat dibagi menjadi tiga kelompok: Pertama, mengingkari As-Sunnah, secara keseluruhan. Kedua, tidak menerima As-Sunnah kecuali bila semakna dengan Al-Qur’an. Ketiga, menerima As-Sunnah yang mutawatir saja dan tidak menerima selain itu alias menolak hadits ahad.Beliau menyikapi ketiga kelompok tersebut dengan tegas. Terhadap kelompok pertama, beliau menyatakan bahwa tindakan mereka tersebut amat berbahaya karena dengan begitu rukun Islam, seperti shalat, zakat, haji dan kewajiban-kewajiban lainnya menjadi tidak dapat dipahami bila hanya berpijak kepada makna global dari Al-Qur'an kecuali dari makna secara etimologisnya saja. Demikian pula terhadap kelompok kedua, bahwa implikasinya sama saja dengan kelompok pertama.Sedangkan terhadap kelompok ke tiga, beliau membantah pendapat mereka dengan beberapa argumumen. Di antara argumen tersebut adalah :





  1. Di dalam mengajak kepada Islam, Rasulullah mengirim para utusan yang jumlahnya tidak mencapai angka mutawatir. Maka bila memang angka mutawatir tersebut urgen sekali, tentu Rasulullah tidak merasa cukup dengan jumlah tersebut sebab pihak yang dituju oleh utusan tersebut juga memiliki hak untuk menolak mereka dengan alasan tidak dapat mempercayai dan mengakui berita yang dibawa oleh mereka.


  2. Bahwa di dalam peradilan perdata dan pidana yang terkait dengan harta, darah dan nyawa harus diperkuat oleh dua orang saksi padahal yang menjadi landasannya adalah khabar (hadits) yang diriwayatkan oleh jumlah yang tidak mencapai angka mutawatir alias Hadits Ahad, tetapi meskipun demi-kian, Asy-Syari’ tetap mewajibkan hal itu.


  3. Nabi membolehkan orang yang mendengar darinya untuk menyampai-kan apa yang mereka dengar tersebut, meskipun hanya oleh satu orang saja. Beliau Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: “Semoga Allah Menyalakan (hati) seorang hamba yang mendengarkan sabdaku lalu membawanya, dan menjaganya kemudian mengamalkannya”


Inilah salah satu bagian kecil dari beberapa kisah sang Imam yang madzhabnya kita anut, dan kita menisbatkan diri kita sebagai pengikutnya.

Napak Tilas Sang Pejuang Sunnah Hack4rt Blog
Published: 2008-01-16T22:55:00-08:00
Title:Napak Tilas Sang Pejuang Sunnah
Rating: 5 On 221210 reviews

Anda suka dengan artikel ini? bagikan :

1 comment:

  1. tulisannya bgs ya,tulis lagi ya,biar ane bisa baca terus n dapet inspirasi dari tulisan ente.sukses selalu deh...
    ALLAHU YUBAARIK FIIK

    ReplyDelete

Sedikit Kata Tentang Saya

Bahak, Blogger dan pecinta Islamic Economies. Asli Warga Rembang, Jawa tengah, tinggal di Cairo, Egypt (walaupun sampai saat post ini dibuat, yang bersangkutan belum mempunyai KTP Mesir). pendiem, ceplas-ceplos, tidak terlalu bertanggung jawab, dan sangat menyukai gadis berjilbab besar (kalo tak ada yang gadis, janda juga ndak papa)

 
/* Hargailah Si Pembuat Template Dengan Tidak Menghilangkan Credit Di Bawah Ini Bikin Template Susah Bro..!!! */