Saat Cinta Mulai Menyapa

Saat di tanya tentang cinta dia akan menjawab, Cinta adalah pengorbanan, cinta adalah perasaan yang suci dan tulus, namun ketika di tanya apakah kamu tulus dan ikhlas mencintai aku? Ia pun akan menjawabnya dengan kata iya, aku tulus ikhlas kok! Sekilas makna tulus dan ikhlas membuat saya untuk berfikir, seperti apa yang di namai cinta yang tulus dan ikhlas, apakah cinta antar jenis yang berbeda kaum adam dan hawa sebelum menikah adalah cinta yang tulus dan ikhlas? Ketika itu aku pun mencoba mencari titik temu antaranya dengan cinta ibu pada anak. Dari sini aku tahu ternyata banyak titik perbedaan antara keduanya cinta ibu itulah cinta yang paling murni di antara manusia tidak dikotori oleh nafsu menyenangkan diri sendiri, yakni tulus dan ikhlas yang berlandaskan pengorbanan demi untuk kesenangan dan kebaikan dia yang dicinta yakni anaknya. Seorang ibu tak berharap anaknya akan membalas cintanya, ia hanya ingin agar anaknya senang dalam hidupnya, asal anaknya senang ia rela berkorban, rela bersusah payah tanpa mengharapkan upah sedikitpun. Berbeda dengan cinta yang selalu meng­hendaki agar orang yang dicinta itu hidup berbahagia BERSAMA DIA SENDIRI. Menghendaki agar orang yang dicinta itu menjadi miliknya yang mutlak, selama hidup berada di sampingnya untuk di­puja, untuk dicinta, untuk pelepas da­haga, cinta ini penuh dengan harapan, penuh dengan pamrih dan karenanya penuh dengan duka nestapa dan sengsara mendatangi. Dan inilah cinta yang berlandaskan nafsu.

Saat itu juga membuatku bernostalgia dengan zaman di saat islam mulai berjaya dengan mercusuarnya. Saat-saat indah saat Imam Ghazali ketika menulis Ihya’ Ulumuddin, berbeda dengan zaman modern sekarang ini, zaman yang kata Yusuf Qardhawi, zaman yang penuh dengan kebobrokan moral., zaman yang bukan seperti zaman Siti Nurbaya. Dan zaman disaat para pemuda tak lagi peduli lagi akan nilai-nilai akhlak, seakan batas-batas antar kebatilan dan kebenaran menjadi sama, tak dapat dipisahkan.

Disaat musik-musik band menjadi suatu idola dan kebanggan di mata anak muda, disaat televisi-televisi menawarkan suguhan acara-acara bernuansa cinta, saat itu juga anak-anak muda berlomba-lomba seperti idola mereka, dengan mnengkonsumsi musik-musik. Bahkan ada yang bilang nggak gaul kalau tidak tahu perkembangan musik. Mereka berlomba-lomba membuat kisah cinta layaknya selebriti-selebriti, dengan semakin mengaplikasikan dalam bentuk pecaran, sampai lupa akan tugasnya sebagai generasi bangsa, belajar-dan terus belajar.

Benar, memang susah kita ingin menjauhi dari rasa cinta dan saya rasa itu memang hasrat manusia yang alami dari sananya, sebagai fithrah ilahi yang digarisakan pada manusia. Jalaluddin Rumi pun telah menggambarkan dari jauh-jauh abad yang lalu, tentang cinta ia menggambarkan bahwa cinta merubah yang pahit menjadi manis, tanah menjadi biji emas, suatu yang keruh menjadi terasa bening, rasa sakit menjadi seperti obat, penjara laksana sebuah taman, dan sakit adalah sebuah kenikmatan,.

Sungguh dan sangat indah begitu kira-kira satu kata yang dapat aku simpulkan, karena aku sendiri juga pernah mengalaminya, dan bagi kita yang tidak mempunyai rasa ketaqwaan pada Tuhan, kita akan menghalalkan segala cara untuk dapat menyalurkan hasrat biologis kita, bisa dengan berpacaran, bisa dengan bersepi-sepi berduaan dengan si kekasih, bahkan hari-hari kita diisi dengan kesibukan memikirkan sang kekasih. Menunggu dan terus menunggu itu konsekuensi yang di dapat darinya.

Cinta seakan membuat seseorang itu buta dengan hakikat cinta, Jalaluddin Rumi saat di tanya kepada siapa kita harus mencinta? Dia menjawab dengan ucapannya, “sesungguhnya cinta yang abadi hanyalah patut kita sandingkan pada dzat yang abadi. Dan inilah cinta para Nabi dan para ahli hikmah”.

Cinta beda jenis, buatku adalah anugerah yang patut kita syukuri atas diberinya kita hasrat untuk bisa mencintai, tapi kita juga tidak bisa mensikapinya dengan cara yang dapat membuat kita terlena, dapat membuat kita lupa akan hakikat diri kita, apa lagi melanggar larangan-larangan Tuhan, Naudzu billah. Cinta anak-anak muda sebelum menikah hanyalah cinta yang tidak tulus karena kita masih meminta banyak darinya. Buatku lebih baik di masa muda kita isi dengan hal-hal yang bermanfaat buat diri kita untuk masa depan diri kita, nusa dan bangsa kita. Dan mungkin lebih baik menunggu dari pada mengharap sesuati yang tidak pasti yang hanya dapat membuat kita resah dan gelisah.

Saat Cinta Mulai Menyapa Hack4rt Blog
Published: 2007-12-23T03:41:00-08:00
Title:Saat Cinta Mulai Menyapa
Rating: 5 On 221210 reviews

Anda suka dengan artikel ini? bagikan :

1 comment:

  1. Wow great man...!
    teruskan bakatmu, jangan bosan2 utk menulis/mengungkapkan apa yang ada di dalam pikiran kamu.

    ReplyDelete

Sedikit Kata Tentang Saya

Bahak, Blogger dan pecinta Islamic Economies. Asli Warga Rembang, Jawa tengah, tinggal di Cairo, Egypt (walaupun sampai saat post ini dibuat, yang bersangkutan belum mempunyai KTP Mesir). pendiem, ceplas-ceplos, tidak terlalu bertanggung jawab, dan sangat menyukai gadis berjilbab besar (kalo tak ada yang gadis, janda juga ndak papa)

 
/* Hargailah Si Pembuat Template Dengan Tidak Menghilangkan Credit Di Bawah Ini Bikin Template Susah Bro..!!! */