Agama Adalah Fitrah Manusia

Seminggu rasanya begitu cepat menjalani study tours ke luxor dan aswan, karena memang kami begitu asyik menikmati keindahan object wisata di sana, selain karena guider nya yang super enak, juga karena service yang di berikan kepada kami sangan memuaskan, di sana kami jumpai beberapa tempat yang sungguh menakjubkan, luxor adalah ibu kota mesir kuno, sebelum akhirnya di tetapkan di kairo, luxor dan aswan ini terletak di bagian selatan negara mesir berbatasan langsung dengan negara Sudan, suku yang ada di sana juga suku Afrika blesteran Arab, kulit hitam, namun berbahasa arab. Adapun object wisata yang ada disana cukup beragam, akan tetapi yang sangat menonjol di sana adalah bekas-bekas peninggalan raja-raja Mesir kuno, dan juga candi-candi.


Sesuatu yang terbesit di fikiran saya ketika melihat beberapa candi di sana adalah betapa mereka memang mempunyai jiwa arsitek yang cukup tinggi, hal ini terbukti dalam pembuatan candi yang begitu megah dengan batu yang hanya di pahat dengan alat seadanya, dan juga artefak artefak yang tertulis di dinding dinging tembol candi, begitu jelinya mereka memahat pahatan. Salah satu yang menjadi ketertarikan saya adalah kesimpulan bahwa betapa beragama itu adalah sebuah fitrah dan naluri alamiah, hal ini dapat kita dapati, setiap ma’bad atau candi yang di buat di situ ada sebuah simbol dewa-dewa yang mereka anggap sebagai Tuhan, misalnya saja di kom ombo temple, di situ ada tuhan yang di sebut Sobek, sobek adalah nama Tuhan yang bertubuh manusia berkepala buaya, konon, pada zaman ini, buaya adalah salah satu hewan yang sangat di takuti oleh penduduk sekitar karena acap kali mereka berlayar ke sungai nil, sering terjadi kejadian, buaya yang memangsa manusia, dengan sebab ini, mereka menjadikan Sobek sebagai Tuhan, tentu dengan harapan dengan menjadikan God  Crocodile (Sobel) sebagai Tuhan mereka akan selamat dari bahaya yang menimpa mereka, selain Sobek kita juga mendapati candi-candi yang lain, kebanyakan motif mereka mendirikan candi adalah untuk mempersembahkannya untuk Tuhan, misalkan saja Edfu, candi yang berdiri pada zaman kekuasaan Yunani-Romawi ini, di dedikasikan untuk Tuhan yang bernama Horus, begitu juga dengan candi-candi yang lain, seperti karnak, luxor dsb.


Dewa dewa yang mereka buat-buat ini mereka gunakan sebagai tempat untuk berteduh, tempat mengadu di saat sedih, bahagia, terluka, atau dengan kata lain mereka ingin ada sebuah tempat pengaduan, tempat mengeluh, tempat curhat ketika tiada lagi pengaduan pada manusia. Secara tidak langsung dapat kita katakana bertuhan adalah sebuah fitrah manusia, itu yang dapat saya simpulkan, itulah mengapa kita yang di dunia ini membutuhkan agama, karena hanya agama yang dapat menjawab unsur unsur yang di butuhkan oleh fitrah manusia, bahkan lebih dari itu, dalam tubuh agama ada semacam fondasi yang musti di tetapi untuk bisa di sebut sebagai orang yang agamis, di antaranya unsur keilahian dan unsur akhlak, dua hal ini lah membuat pondasi bangunan agama tidak bertentangan dengan tabiat naluriah setiap diri manusia.


Sejak Nabi Adam di turunkan ke bumi ini, para Nabi mendasarkan ajarannya pada dua hal di atas, tentunya berbekal pada akal manusia, agama menyandarkan pada tabiat manusia sehingga dakwah-dakwah yang di lakukan oleh para Nabi tidak di tentang oleh mereka yang melihat agama dari sisi hati nuraninya, dengan sebab inilah agama adalah fondasi yang sangat kuat, meski banyak permasalahan terjadi pada penentang dan pemeluknya, itu tidak menafikan bahwa agama adalah Fitrah


Sudah berjuta-juta abad bumi ini ada, ribuan Rasul dan Nabi, turun di bumi untuk menyampaikan risalah samawy,  dan risalah risalah itu masih tetap tegak di muka bumi ini, hal ini menguatkan bahwa inti dari ajaran agama itu sendiri adalah sebuah fitrah manusia, selama manusia masih ada di muka bumi ini, selama manusia itu masih mempunyai Fitrah, cahaya fitrah ini tak akan pernah padam, bahkan ia akan bersinar dan tetap menyala sampai pada titik dimana manusia dan fitrah itu sendiri tiada.


Perlu di garis bawahi bahwa unsure ilahy dan akhlak manusia ini bukanlah sesuatu yang di buat-buat, mungkin saja seseorang dengan usahanya dapat menghilangkan dua unsur tersebut, akan tetapi ia atau dua unsure di atas itu adalah sesuatu yang ghorizy (bawaan), sesuatu yang memang dari tabiat alamiah manusia. Justru kalau kita melihat sejarah-sejarah manusia, mulai jaman fir’aun, sampai pada kerajaan romawi dan Yunani yang terdapat pada peninggalan mesir kuno, menunjukkan bahwa mereka juga dua hal di atas adalah panggilan hati nurani yang muncul dari hati manusia, ia akan senantiasa ada selama manusia ada di muka bumi ini, dan akan tetap ada sampai hari berakhirnya bumi datang.


Mungkin bagi sebagian orang bisa saja ia menghilangkan naluri alamiah ini, akan tetapi usaha-usaha yang di lakukan oleh mereka itu tidak akan mampu menghilangkan secara keseluruhan, Kita ambil sample, sebuah rasa ketertarikan terhadap lawan jenis, konon di Eropa dan India, sebagian orang dengan sengaja tidak menikah, yang tentunya dengan beberapa alasan yang mereka jadikan pegangan, entah itu karena motif agama, atau karena mereka ingin meninggalkan dunia, apapun alasannya itu, mereka tidak dapat mengingkari bahwa memang pada diri setiap individu ada fitrah yang di situ tidak dapat di hilangkan.


Itulah mengapa agama Islam di katakan sebagai agama yang fitrah, karena ajaran islam tidak bertentangan dengan fitrah manusia, bahkan lebih dari itu, islam memandang kata “Fitrah” lebih luas, ia tidak hanya memamdang manusia dari sisi “Insaniyyah” atau kemanusiaannya, tetapi juga dari sisi “Khilqoh” atau penciptaannya, apakah ia laki-laki atau ia perempuan. Itulah mengapa islam membedakan antara laki-laki dan perempuan dalam hak dan kewajiban. Islam tidak membolehkan wanita untuk menjadi seorang presiden, islam membedakan bagian warisan, Islam mewajibkan nafakah keluarga hanya dari lelaku. Itu semua semata-mata bukan karena islam memandang wanita dengan pandangan yang merendahkan diri wanita.


Tugas para Nabi dan Rasul kalau bias di katakan mereka itu hanya membangunkan sisi fitroh manusia yang telah tertidur dan yang telah mati, dan membangkitkan sisi nurani manusia. Perlu kita renungkan salah satu ayat AlQur’an Surat Arrum : 30

فأقم وجهك للدين حنيفا فطرة الله التي فطر الناس عليها


“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.(Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”


Betapa buruknya perilaku seseorang, betapa bejatnya akhlak seseorang, mereka tidak akan mampu mengingkari tentang fitrahnya, bahwa ia membutuhkan Tuhan, ia membutuhkan tempat pengaduan di saat tiada satupun yang mau mendengarkan pengaduannya, sebagaimana ia membutuhkan makan dan minum.


Aswan, 03 – 02 - 2013

Agama Adalah Fitrah Manusia Hack4rt Blog
Published: 2013-02-06T10:47:00-08:00
Title:Agama Adalah Fitrah Manusia
Rating: 5 On 221210 reviews

Anda suka dengan artikel ini? bagikan :

0 comments:

Post a Comment

Sedikit Kata Tentang Saya

Bahak, Blogger dan pecinta Islamic Economies. Asli Warga Rembang, Jawa tengah, tinggal di Cairo, Egypt (walaupun sampai saat post ini dibuat, yang bersangkutan belum mempunyai KTP Mesir). pendiem, ceplas-ceplos, tidak terlalu bertanggung jawab, dan sangat menyukai gadis berjilbab besar (kalo tak ada yang gadis, janda juga ndak papa)

 
/* Hargailah Si Pembuat Template Dengan Tidak Menghilangkan Credit Di Bawah Ini Bikin Template Susah Bro..!!! */