Musik dan Kawula Muda
“Hak, tadi malam sewaktu saya sama orang indonesia sedang bermain gitar, saya di tegur oleh salah satu orang afrika, katanya bid’ah haram, bahkan diambahkannya akan di ancam dilaporkan kepada pimpinan asrama saya bilang saja terima kasih"
Ungkapan ketidaksetujuan teman saya itu terlihat saat orang afrika melarangnya untuk bermain gitar, di katakannya bid’ah yang haram, dan lebih tidak tidak fearnya lagi di ambilnya dalil-dalil alQur’an yang sama sekali tidak menyokong pendapat itu.
Ungkapan ketidaksetujuan teman saya itu terlihat saat orang afrika melarangnya untuk bermain gitar, di katakannya bid’ah yang haram, dan lebih tidak tidak fearnya lagi di ambilnya dalil-dalil alQur’an yang sama sekali tidak menyokong pendapat itu.
Sikap dan ucapan teman saya tadi kurang tepat dalam menghadapi hal seperi itu, dalam metode diskusi yang benar kita harus mengutarakan sandaran atau hujjah kita, supaya dia dapat berdialog dengan baik dengan si afrika tadi, karena musik masih termasuk dalam kategori masalah yang masih di perselisihkan diantara kalangan ulama’ islam.
Ketika itu saya harus kembali mengingat Negara Indonesia, Negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia juga negara yang bisa dikatakan sebagai Negara musisi tumbuh berkembang dengan pesat, mulai dari musik yang disukai anak muda sampai musik yang di sukai para golongan tua, semuanya ada. seandainya kita ikut membenarkan apa yang dikatakan orang afrika tadi sulit kita akan terjebak dalam satu kubangan yang sulit, dan kita akan terasa dilema oleh dua hal yang saling bertentangan.
Tapi dalam satu waktu kita akan membenarkan apa yang di katakan orang afrika tadi jika kita melihat dari sisi akibat yang di timbulkan oleh musik itu sendiri, Perkembangan musik yang tanpa terkendali di Indonesia, tanpa batas yang pasti, sehingga para musisi membuat aliran musiknya sesuka mereka, toh Negara sendiri juga menjamin warga negaranya untuk bebas berekspresi dalam segala hal. Dari sini timbullah konsekwensi logis dari para penggemar mereka (kawula muda-red), jangan tanyakan jika para mereka mulai bertingkah laku yang tidak senonoh karena mengikuti trend para idola mereka, hal ini senada dengan apa yang di nyatakan oleh ibnu khaldun dalam muqaddimahnya dimana “pihak yang kalah akan cenderung mengikuti pihak yang menang” karena zaman sekarang musik di Negara kita seakan sudah menyatu satu aliran darah mereka.
Tampaknya pikiran saya mencoba berfikir ketika salah seorang teman mencoba meyakinkan pada saya, kalau hanya mendengarkan sih tidak apa lah, bukankah hanya mendengarkan? Dan tidak hanya mengikuti trend mereka para anak-anak band yang tak punya tata karma itu? katanya
Saya mencoba mencerna omongan teman saya itu, justru syair itulah akan timbul berbagai macam hal baru, bukankah berbagai anggapan, tingkah laku, dan cara pandang timbul dari sebuah kata? kalau benuansa kisah cinta kita justru akan selalu membuat kita mengisi hari-hari dengan sibuk merindukan sang kekasih yang kadang bukan mahram kita, bahkan kita akan kelupaan waktu kita, kalau bertemakan cinta rasul setidaknya menambah kita akan cinta pada Rasul, bahkan kalau bertemakan perjuangan, semangat meraih cita-cita itu malah lebih baik. tapi sayang dan seribu sayang di Indonesia yang bernuansa seperti itu jarang kita jumpai.
“Ah itulah kekurangan musik di Indonesia semuanya berbau cinta saja tak ada yang mau membuat terobosan baru bernuansa semangat meraih cita-cita, bernuansa cinta rasul, kehidupan dan sampai kapankah kita akan di jajah ideologi yang tidak mendidik seperti ini? Saya hanya bisa berharap di kemudian hari akan lahir musisi yang membawa warna baru di negeri tercinta.
Satu hal yang saya masih salut dan kagum dengan Negara Malaysia adalah semangat para musisi di negara itu dalam membangun semangat warganya baik itu dalam semangat keagamaan maupun semangat melakukan hal-hal yang baik, seperti Raihan, UNIC, inTeam dan lain sebagainya. Semangat seperti inilah yang patut kita contoh, bukan hanya berkutat pada cinta, dan mengedepankan kesombongan-kesombongan di atas panggung konser.
Tak mudah memang kita menghilangkan ideologi yang sudah mengakar di fikiran anak muda saat ini, tapi bukan berarti kita tidak bisa menghilangkannya sama sekali, kita bisa dengan memulai dari sendiri, dengan berjanji dan berikrar untuk mendengarkan musik-musik yang memberikanken manfaaat pada diri kita, bukan hanya menuruti hawa nafsu belaka.
Published: 2008-06-22T03:28:00-07:00
Title:Musik dan Kawula Muda
Rating: 5 On 221210 reviews
POSTINGAN LAIN YANG MUNGKIN ANDA SUKA
Posted by Yonke-Blogger at 3:28 AM
0 comments:
Post a Comment