Suwal Bolong



Aduh Suwalku bolong eh salah, celanaku berlubang coba lah katakan pada saya apa yang musti saya lakukan!! mo beli nggak punya uang, mo minta uang minta sama siapa? minhah juga pas-pasan, jalan satu-satunya ya kalau nggak di jahit ya harus di tambal.

Hal sepele seperti itu mungkin sangat biasa dalam kehidupan kita, apa lagi kita yang hidup di Negara dimana betapa sulitnya mencari suwal yang modis seperti selera kita orang Indonesia yang notabene semuanya pengen serba modis. Ditambah lagi hidup di negeri dengan biaya operasional kehidupan yang sangat pas-pasan, meski terkadang sebagian orang hidup berkecukupan dari hasil sogok ATM kiriman orang tua, tapi saya yakin kebanyakan dari kita termasuk dalam kategori yang pertama.

Bagi saya sendiri suwal bolong mungkin bisa dikatakan sebagai hal yang biasa, mempunyai suwal bolong bukan berarti kehilangan celana secara keseluruhan, tetapi kita cuma kehilangan satu celah saja yang menutupi badan kita yang membutuhkan sedikit pengorbanan untuk menambalnya dengan warna yang sama. Bahkan lebih dari itu bagi saya hidup itu memang perlu berkaca pada suwal bolong, iya suwal bolong, atau celana yang berlubang, pasalnya dengan suwal bolonglah kita akan mampu berkata, oh ternyata di kehidupan ini memang penuh dengan hal yang mirip dengan suwal bolong.

Dalam berinteraksi dengan orang lain kita dapat menganalogikan suwal bolong sebagai keburukan yang di miliki seseorang, dari sini kita dapat mengatakan bahwa suwal bolong itu pasti ada pada setiap individu yang bersuwal, setelah kita tahu bahwa semua orang pasti mempunyai suwal yang bolong apa yang musti kita lakukan, kita pun mungkin bisa menjawab, iya dengan membeli suwal yang baru lagi dong!! tapi jika kita tidak mempunyai dana yang cukup, tentu kita akan menambalnya dengan kain, begitu pula dengan manusia, dengan keburukan yang dimilikinya ia di tuntut untuk bisa menambal keburukan itu, saya dan juga kawan-kawan pasti tentunya sudah tahu apa yang menjadi keburukan masing, semisal saja saya, orangnya tak mahir dalam dunia komunikasi, tak punya bakat menjadi pembicara handal, itulah keburukan saya, lantas apakah dengan suwal yang bolong ini saya akan tetap memperlihatkan keburukan saya? Tentu saja saya merasa malu dengan keburukan itu, tapi saya akan tetap berusaha untuk menutupi keburukan saya ini dengan tetap berusaha menjadi orang yang berorientasi bukan pada dunia komunikasi, seperti menulis misalnya.

Memang sih suwal bolong itu tak semua orang mau memakai, tapi tak satupun orang berani menyangkal kalau dalam dinamika kehidupannya ia pasti mempunyai suwal bolong, tergantung pada diri masing-masing apakah ia mau sabar memelihara suwal bolongnya atau apakah dengan suwal bolongnya itu ia jadikan sebagai tumpuan untuk mencari hal yang bisa buat ia enjoy, atau dengan bersabar ia menanti perubahan dari suwal bolong itu kepada suwal yang baru, itupun kalau dirinya mampu membeli suwal yang baru, kalau tidak tentu ia akan berusaha memakainya dengan cara menjahit, menambal, baru setelah itu ia memakainya dengan nyaman, dan aman. Tapi meski suwal itu kita tambal atau kita jahit eksistensinya juga tetap sama, Suwal Yang Bolong, antara suwal bolong dan suwal tak bolong pun tak ada bedanya kecuali hanya sebuah sebutan saja, tapi satu hal yang pasti memang dalam kehidupan kenyataannya harus ada yang bolong dan yang tak bolong.
Suwal Bolong Hack4rt Blog
Published: 2009-07-08T09:12:00-07:00
Title:Suwal Bolong
Rating: 5 On 221210 reviews

Anda suka dengan artikel ini? bagikan :

3 comments:

  1. Hmm... saya jadi kepikiran begini... Yang namanya celana pasti bolong ya. Habis kalau nggak bolong nggak bisa dipakai. Tapi, tentunya bolongnya harus dibagian yang tepat.

    Jadi, intinya kita pasti akan selalu punya kekurangan disuatu bagian dari diri kita. Tapi, justru karena kekurangan itulah yang membuat kita tak pernah berhenti berbenah diri. :)

    ReplyDelete
  2. Aku jadi inget dengan teman SMA-ku dulu yang tak merasa perlu menambal celananya yang lobang. Malah ada yang dengan PDnya menambal tempat yang lobang dengan plester !!

    ReplyDelete
  3. jangan putus asa pake celana bolong
    bersakit dahulu bersenang waktu kiamat

    ReplyDelete

Sedikit Kata Tentang Saya

Bahak, Blogger dan pecinta Islamic Economies. Asli Warga Rembang, Jawa tengah, tinggal di Cairo, Egypt (walaupun sampai saat post ini dibuat, yang bersangkutan belum mempunyai KTP Mesir). pendiem, ceplas-ceplos, tidak terlalu bertanggung jawab, dan sangat menyukai gadis berjilbab besar (kalo tak ada yang gadis, janda juga ndak papa)

 
/* Hargailah Si Pembuat Template Dengan Tidak Menghilangkan Credit Di Bawah Ini Bikin Template Susah Bro..!!! */