Dari Kuliah Menuju Ibadah

Sebuah ilustrasi dari Hadist Nabi mengatakan keutamaan ahli ilmu dan ahli ibadah seperti keutamaan bulan atas bintang-bintang, hadits ini tentunya memiliki berbagai macam interpretasi yang bermacam tergantung dari mana kita mengambil dan menguraikannya. Karena setiap teks-teks keagamaan pasti di pengaruhi oleh kondisi sosio kultural yang mempengaruhinya, oleh karena itu ketika kita berbicara tentang teks pasti kita akan berbicara tentang asbabun nuzul dan asbabul wurud al hadist.



Secara eksplisit hadist ini menggambarkan keutamaan orang berilmu dari pada orang yang ahli ibadah, bagaikan terangnya rembulan dari pada bintang-bintang yang bercahaya di atas langit, hal ini memang bisa di terima akal sehat tanpa butuh pemikiran yang lama, bagaimana pun orang yang berilmu itu lebih di paham syarat dan rukun ibadah dari pada orang yang beribadah hanya asal saja, tanpa mengetahui ilmu ibadah itu sendiri.


Dalam hadist ini merupakan anjuran dari agama kita untuk selalu mengasah keintelektualan kita, dan menjauhi dari pada taqlid atau membebek pendapat orang lain tanpa di mengetahui sumber-sumbernya. Begitula, Jauh-jauh hari islam telah menganjurkan kepada pemeluknya untuk mendalami pengetahuan apapun itu bentuknya, seperti halnya dalam hadist Man salaka thoriqon, yaltamisu fihi ilmman sahhala Allahu lahu thoriqon ilal jannah. Artinya barang siapa berjalan dengan tujuan untuk mencari ilmu maka Allah akan memudahkannya jalan menuju surga, Sengaja Nabi menggunakan lafadz nakiroh dalam kata ‘ilm yang kalau dalam ilmu ushul fiqhnya berfaidah litta’mim atu menunjukkan generalitas, dalam artian seluruh disiplin ilmu bukan hanya ilmu keagamaan saja, karena Nabi sudah mengetahui kalau ilmu itu sifatnya berkembang dan akan terus berkembang seiring perkembangan hidup manusia.


Kembali kepada dimensi ruang dan waktu, ruang dalam artian dunia saat ini, kondisi zaman saat ini tentu tidak sama seperti ketika Nabi mensabdakan sabda-sabdanya pada kurun ratusan tahun yang lalu, dewasa ini kondisi social jauh lebih kompleks dan masih sangat jauh dari harapan ketika mensoal kedewasaan intelektual dan sosial, sementara ilmu yang ada di zaman Nabi juga masih sedikit, belum ada ilmu teknologi, ilmu geologi, biologi, ilmu antariksa, psikologi, antropologi dan lain sebagainya.


Pada zaman Nabi pun tidak kita dapati sebuah universitas yang mengajarkan berbagai macam disiplin ilmu pengetahuan berbagai macam kajian berbagai macam diskusi dan yang lainnya, yang kita dapati pada zaman nabi adalah para sahabat dididik langsung oleh Nabi (atau sering di sebut sebagai madrasah an-nubuwwah) sedangkan bagi mereka yang masih kebingungan dengan apa yang mereka pikirkan tentang islam mereka bertanya langsung kepada Nabi atau kepada istri-istri Nabi jika masalah itu berkaitan dengan masalah kewanitaan.


Oleh karena itu disini saya ingin mengatakan kepada kawan-kawan semua, tidak ada yang rugi jika kita mempelajari satu disiplin ilmu dengan detail dan kita menjadi ahlinya, yang mana ketika kita niatkan hal itu demi kelancaran hidup ini dan dalam rangka memuliakan islam, kemudian demi eksistensi dan kualitas keilmuan itu kita lakukan berbagai macam usaha lewat berbagai macam penelitian, kajian, diskusi, dan berbagai macam tugas kuliah yang semakin hari semakin menumpuk.


Satu hal yang tidak terfikirkan oleh para mahasiswa adalah ketika dirinya berkecimpung dalam kajian, ketika ia menjalankan tugas tugas kuliah lainnya, atau bahkan ketika ia menulis skripsi, atau bahkan ketika ia menceburkan dirinya dalam fakultas umum, kebanyakan dari mereka menganggap apa yang di lakukannya itu adalah untuk keduniaannya saja dan tiada artinya jika di hadapkan kehidupan akhirat, pada hal lebih dari itu apa sebenarnya jika kita melihat dari hadist di atas, kita dapati Nabi mengkategorikan semua orang yang melakukan perbuatan dalam rangka menuntut ilmu semua akan di mudahkan oleh Allah jalan menuju surge.


Dari paparan Saya diatas dapat di simpulkan bahwa apapun kegiatan yang kita lakukan saat ini (dalam rangka salaka thoriqon ila ‘ilmi) adalah bentuk ibadah yang mana Allah pasti akan membalasnya dengan pahala yang setimpal.


Kita tentu tidak dapat mengetahui seberapa besar pahala yang di berikan Allah kepada kita, hemat saya, melakukan sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar adalah sebuah bentuk konstribusi kita kepada umat islam saat ini, karena kita adalah armada masa depan yang akan membawa perahu islam ini menuju pada komunitas yang di harapkan oleh islam itu sendiri, maka dari itu kalau umat ini sedang membutuhkan seorang fisikiawan untuk mendeteksi pergerakan lempeng bumi yang akan menyebabkan terjadinya gempa, hal itu pun dapat di golongkan menjadi kategori konstribusi kita pada agama ini, dan upaya untuk menuju kapada tujuan itu juga termasuk ibadah, seperti kaidah ushuliyyah ma la yutimmul wajib illa bihi fahuwa wajib


Bahkan lebih dari itu, para ulama klasik dan modern pun banyak yang mengatakan bahwa apa yang menjadi kebutuhan kita untuk melangsungkan hidup ini berkecimpung di dalamnya hukumnya adalah fardlu kifayah. Man salaka thoriqon, yaltamisu fihi ilmman sahhala Allahu lahu thoriqon ilal jannah. Sengaja Nabi menggunakan lafadz nakiroh yang kalau dalam ilmu ushul fiqhnya berfaidah lita’mim atau menunjukkan keumuman, tapi hal di atas bukan berarti kita seenaknya sendiri tanpa memperhatikan sikap sebagai muslim yang lain, itulah kenapa alqur’an mensyaratkan innama yakhsya Allaha min ‘ibadihi al ulama’u artinya takutlah hamba-hamba Allah itu kepada-Nya karena ilmu yang telah di milikinya, jadi syarat utama supaya tholabul ‘ilmi kita bermakna di sisi-Nya adalah meniatkan diri karena-Nya, dan dengan ilmu yang dimilikinya itu semakin menambah rasa ketakwaan pada-Nya. Wallahu a’lam bisshowab
Dari Kuliah Menuju Ibadah Hack4rt Blog
Published: 2009-11-30T10:32:00-08:00
Title:Dari Kuliah Menuju Ibadah
Rating: 5 On 221210 reviews

Anda suka dengan artikel ini? bagikan :

4 comments:

  1. أنا معك فى أن طلب العلم هو العبادة.
    لكن هل طبقنا هذا فى أيامنا؟
    ربنا يسهل...

    ReplyDelete
  2. Setuju. Segala hal yang kita usahakan didunia ini tak lain adalah untuk beribadah kepadaNya... Insya Alloh dengan niat ibadah, semuanya jadi dimudahkan. =D

    ReplyDelete
  3. Thank you foг thе goоd writeup. Ιt in truth used to be a leisure account it.
    Look complicated to far brought agyreeable from you!
    However, how could we keep in touch?

    ReplyDelete
  4. First of alll I ωant to ѕay fantastic blog!
    І haԁ a quick quеstion that I'd like to ask if you do not mind.
    I was curious to find out how yοu center yourself and
    clear your mind priоr to writing. I have had trouble сlearing my mind in getting my ideas out.
    I do enjoy writing however it just seеms like the first 10 to 15 minutes are generally
    wasted just trying to figure out how to begin. Anу ideaѕ or tips?
    Cheers!

    ReplyDelete

Sedikit Kata Tentang Saya

Bahak, Blogger dan pecinta Islamic Economies. Asli Warga Rembang, Jawa tengah, tinggal di Cairo, Egypt (walaupun sampai saat post ini dibuat, yang bersangkutan belum mempunyai KTP Mesir). pendiem, ceplas-ceplos, tidak terlalu bertanggung jawab, dan sangat menyukai gadis berjilbab besar (kalo tak ada yang gadis, janda juga ndak papa)

 
/* Hargailah Si Pembuat Template Dengan Tidak Menghilangkan Credit Di Bawah Ini Bikin Template Susah Bro..!!! */